Hajimemashite! Nama Gue Danti!

Rasanya nggak enak kalo gue langsung ngeloyor nyoret-nyoret blog tanpa perkenalan terlebih dahulu. Maka dari itu izinkan gue memberitahu saudara-saudara tentang siapa gue sebenarnya...huahaha #apasih-_-

Nama gue Danti Saputri. Beberapa nama alternatif gue adalah Denti, Danti, dan Umi. Gue lahir di Bandar Lampung, tepatnya di rumah bersalin mana masih belum jelas karena gue gak nanya dan ibu gue juga gak ngasih tau. Tepat umur gue 4 tahun, gue hijrah ke Krui, Lampung Barat dengan alasan gak jelas. Di sana gue masuk TK Al Khatab dan SDN 1 Kampung Jawa. Masa kanak-kanak gue bener-bener indah seindah mengenang masa-masa indah dengan sang mantan. Gue kecilnya gemar bernyanyi, menggambar di tembok dan lompat-lompat. Gue kecil juga suka main diselokan, gorong-gorong dan kubangan di belakang rumah. Jadi jangan heran dengan bekas-bekas koreng yang menempel cantik di betis kelam gue. Gue juga seorang pemburu receh -_- mulai dari jual rongsokan sampai jualan kue keliling.

Saat umur 10 tahun gue didepak dari krui dan terdampar di Pulau Pisang. Alasannya kali ini jelas, ayah gue tercinta jadi peratin (kepala desa) pekon lok, pulpis. Disini sumpah sepinya luar biasa. Gue masuk SDN Labuhan, dikelas gue, kelas 5, muridnya cm 11! Bayangkan saudara-saudara! Jarak bangku antar bangku itu bisa dipake buat main bola sangking rendahnya kepadatan siswa di kelas itu. Bahkan, dikelas 3 tiganya itu cuma 4 orang bro! 3 cewek dan 1 cowok. Tuh cowok jadi the king of harem kayaknya-_-
Pulau Pisang yg biasa disingkat pulpis ini banyak banget cara memburu receh. Jualan keripik dan opak di sekolah, jahit tapis(dari kelas 4 sd gue udah bisa jahit tapis.keren gak tuh8)), ngehayu tangkil sampe ngelahang cengkeh yg sekilonya bisa 100rb bahkan lebih. Gimana gak makmur tuh anak-anak pulpis 8).

Tapi sayangnya gua gak bertahan lama disini. Setelah lulus SD gue hijrah lagi ke Pugung Tampak, Pesisir Utara, Lampung Barat. Alasannya simple, gue gak mau SMP di pulpis karena banyak faktor-faktor yang gak bisa gue sebutin disini. Maka dengan berat hati gue merantau meninggalkan ayah ibu dan adik-adik yang gak kalah unyunya dengan gue.

Di Pugung, gue tinggal sama kakak ibu gue yang biasa gue panggil bu aji. Masa-masa gue di SMPN 1 Pesisir Utara ini sangat sangat berkesan dan penuh dengan cerita-cerita layaknya abg. Mulai dari ribut sesama siswa bahkan ribut sama guru! (Ceritanya panjang). Suka-sukaan juga ada, pengalaman olimpiade, ikut kekiceran (acara tari adat antar desa) sampai bisa temenan dengan orang2 yang luar biasa absurdnya, the sarius, yang bisa bikin gue ketawa selama 10 jam!
Dan gue akhirnya gue disini, kembali ke tempat kelahiran gue, Bandar Lampung. Setelah perjuangan keras untuk memperoleh nilai UN yang cukup buat tembus di SMAN 9 Bandar Lampung.
Kadang gue sempat berpikir

Bagaimana bisa gue sampai sini?

Begitu singkatnyakah hidup gue yang udah 16 tahun bernafas di dunia ini?

Gue nyesel ninggalin orang-orang rumah.

Apa yang gue lakuin sejauh ini udah bisa buat ayah ibu bangga?

Setelah ini, apakah kehidupan yang lebih baik yang akan dijalani?

Mengapa tai mata namanya belek, tai hidung namanya upil dan tai kuping gak ada namanya?

Kenapa orang-orang meneriaki jomblo?

Kenapa gue jomblo?

Oke yang terakhir abaikan saja.
Setelah saudara-saudara tau siapa gue sebenernya, gue gak berharap apa-apa sih.

Yoroshiku!