Akhirnya setelah hiatus tepat selama satu tahun gue bisa comeback. Maafin gue ya blog, udah lama banget gak dicocol manja dijenguk. Kalo aja blog punya perasaan, pasti dia sekarang udah ninggalin gue dan berpaling ke lain hati. Satu tahun itu bukan waktu yang sebentar sekali lewat lho (kecuali kalo dikonversi ke waktu akhirat). Kalo selama satu tahun nanem padi, lo bisa panen 3 kali. Kalo selama satu tahun jalan-jalan, lo bisa bolak-balik dari Anyer ke Panarukan sebanyak 131 kali dengan asumsi kecepatan lari 15 km/jam non-stop. Kalo selama satu tahun baca Al-Qur'an dan terjemahannya, lo bisa khatam berkali-kali. Kalo selama satu tahun lo tidur, eh, wait, itu tidur atau sekarat?
Selama satu tahun ini gue disibukkan (baca: sok sibuk) dengan kehidupan gue di dunia nyata. Mulai dari persiapan untuk masuk perguruan tinggi hingga kehidupan perkuliahan gue yang dimulai sejak akhir Agustus tahun lalu. Gue sekarang menjadi mahasiswa di IPB, a.k.a Institut Pesantren Bogor? Institut Perbankan Bogor? atau Institut Pleksibel Banget? Yah, pokoknya yang itu deh.
Menjadi mahasiswa itu sebuah tantangan sekaligus ajang untuk melakukan perubahan buat diri gue sendiri. Untuk perubahan bangsa dan negara kita yang lebih baik! Ayo coblos nomor 101! (Maaf keceplosan, gue bukan timses kok wkwk) Gue yang selama SMA selalu jadi "warga sipil", yang kerjaannya selesai sekolah langsung pulang, baru menyadari kalo hal itu merugikan banget. Gue jadi kuper, pendiem, suka gagap gugup, yah jadi kurang gahool gitu deh. Padahal sebagai mahasiswa hingga kita bekerja bahkan untuk hidup di tengah masyarakat, kita perlu mempunyai skill berkomunikasi dan bersosialisasi. Kita gak bisa sukses sendiri, pasti butuh bantuan orang lain. Gimana caranya supaya orang lain mau membantu kita? Jalin hubungan yang baik dengan komunikasi yang baik pula.
Selama satu tahun ini gue disibukkan (baca: sok sibuk) dengan kehidupan gue di dunia nyata. Mulai dari persiapan untuk masuk perguruan tinggi hingga kehidupan perkuliahan gue yang dimulai sejak akhir Agustus tahun lalu. Gue sekarang menjadi mahasiswa di IPB, a.k.a Institut Pesantren Bogor? Institut Perbankan Bogor? atau Institut Pleksibel Banget? Yah, pokoknya yang itu deh.
Menjadi mahasiswa itu sebuah tantangan sekaligus ajang untuk melakukan perubahan buat diri gue sendiri. Untuk perubahan bangsa dan negara kita yang lebih baik! Ayo coblos nomor 101! (Maaf keceplosan, gue bukan timses kok wkwk) Gue yang selama SMA selalu jadi "warga sipil", yang kerjaannya selesai sekolah langsung pulang, baru menyadari kalo hal itu merugikan banget. Gue jadi kuper, pendiem, suka gagap gugup, yah jadi kurang gahool gitu deh. Padahal sebagai mahasiswa hingga kita bekerja bahkan untuk hidup di tengah masyarakat, kita perlu mempunyai skill berkomunikasi dan bersosialisasi. Kita gak bisa sukses sendiri, pasti butuh bantuan orang lain. Gimana caranya supaya orang lain mau membantu kita? Jalin hubungan yang baik dengan komunikasi yang baik pula.
Nah, gue mencoba buat aktif berorganisasi di IPB ini.
Mulai dari ikut Omda (Organisasi Mahasiswa Daerah) Kemala, Paguyuban
Bidikmisi, Koran Kampus, sampai LDK Alhurriyyah. Tapi makin ke sini gue
ngerasa diri gue gak berguna gitu deh. Parah memang.
Misalnya
selagi ada rapat, gue cuma bisa menjadi patung pendengar, diam doang.
Penonton bayaran yang heboh teriak yeyeyelalalala rasanya lebih baik
daripada gue. Sebenernya ada hal yang pingin gue sampaikan, tapi ya itu
cuma nyangkut di tenggorokan terus masuk lagi ke dalam pikiran, gak bisa
gue ungkapin lewat kata. Antara bingung apa yang gue pikirin ini sesuai
atau gak, takut kalo ketika gue ngomong jadi tergagap dan gak ada yang
ngerti sehingga berakhir menjadi salah paham, malu kalo apa yang gue
sampaikan itu bisa bikin orang ketawa dan berpikir "Nih orang kok
begonya gak ketulungan." Wkwk
Lelah sama diri
gue yang kayak gini. Apa memang gue gak cocok untuk menjadi aktivis?
Apakah gue hanya cocok menjadi seorang gabuters? Kayaknya emang iya deh.
Buktinya aja gue kadang ngerasa malas untuk ikut kumpul dan gak
konsisten dalam melaksanakan tugas. Dasar manusia labil. Yah gitu, gue
ngerasa diri gue gak ada manfaatnya. Gue mencoba untuk memaksakan diri
tapi gue sendiri yang gak tahan. Kelihatan sibuk tapi gak ada hasil yang
membekas. Mungkin ini faktor gue yang memaksakan diri untuk ikut
organisasi, padahal gue gak mampu. Sok-sok an jadi orang sok sibuk.
Lebih
baik gue memilih menjadi seorang gabut, menggunakan waktu untuk diri
gue sendiri. Jadi orang sibuk ternyata gak cocok buat gue. Lalu
bagaimana dengan kehidupan sosial gue? Sebenarnya predikat kupu-kupu
(kuliah-pulang-kuliah-pulang) lebih membuat gue nyaman, tapi berhubung
gue udah mendapat amanah, mau gak mau harus gue jalani sampai akhir.
Padahal ya gue pingin ngubah diri sendiri kok malah jadi gampang nyerah
gini ya. Huhuhu
No comments:
Post a Comment
Cieee yang udah bacaaa :v Terimakasih :)
Kolom komentarnya jangan dianggurin dong.
Tapi sebelum komen pastikan kepalanya dingin, kalo panas kompres dulu pake es batu yaa.